Tentara Zionis Israel dengan brutal menyerang sejumlah aktivis perdamaian yang sedang mendokumentasi penyerbuan pasukan Zionis ke sebuah rumah warga Palestina di kota Bil'in, Tepi Barat.

Para aktivis itu berasal dari organisasi International Solidarity Movement (ISM) yang datang ke tempat kejadiaan, saat sekitar 25 tentara Zionis dengan wajah dilumuri warna hitam menyerang rumah Mohammad Abu Rahma, warga Bil'in yang juga anggota Komite Popular Anti Tembok Pemisah dan Pemukiman Yahudi.

Puluhan tentara Zionis itu mendobrak pintu rumah, memukuli dan menyeret Abu Rahma dari rumahnya sampai ke tembok pemisah, lalu melempar Abu Rahma ke mobil tentara Israel yang sudah menunggu. Semua kejadian itu direkam dengan kamera oleh para aktivis ISM.

Beberapa tentara Israel juga menyerang dan memukuli secara brutal dua aktivis ISM, merebut dan menghancurkan kamera mereka. Salah juru kamera ISM yang dipukuli oleh tentara Zionis adalah Haitham Khatib yang juga warga Bil'in.

Penyerbuan ke rumah Abu Rahma Kamis malam, adalah operasi rutin yang dilakukan pasukan Zionis ke rumah-rumah warga Palestina. Lima hari sebelum rumahnya diserbu, pasukan Zionis menangkap putera Abu Rahma bernama Mohammad Ibrahim, yang masih berusia 14 tahun.

Perjuangan warga Bil'in menentang aneksasi militer Zionis ke kota sudah berlangsung selama 5 tahun dan selama itu pula pasukan Zionis berhasil merampas hampir 50 persen tanah perkebunan milik warga Palestina di Bil'in dengan alasan tanah itu terkena proyek pembangunan tembok pemisah.

Selain menyerbu rumah Abu Rahma di Bil'in, pada saat yang sama militer Zionis juga menyerbu rumah warga Palestina di Al-Khalil dan menculik empat warga di kota itu. Militer Israel menyatakan, keempat orang tersebut masuk dalam daftar pencarian orang dan dibawa ke kamp tahanan militer untuk diinterogasi.

Pemimpin Keamanan Badan Al-Quds Internasional sekaligus Pemimpin Persatuan Ulama Islam Internasional Dr. Yusuf Al-Qaradhawi kembali menyeru seluruh khatib Jumat, penceramah, dan para imam masjid yang ada di Qatar dan seluruh dunia, untuk kembali membangkitkan solidaritas umat Islam terhadap Palestina dan Al-Quds, dan menjadikan hari Jumat (28/08/09) kemarin sebagai Hari Solidaritas untuk Al-Quds dan Al-Aqsha, karena pada tanggal 21 Agustus 1969 merupakan hari dibakarnya Masjid Al-Aqsha oleh Zionis Yahudi.

Dalam ceramah Ramadan di sela-sela shalat Tarawih pada hari Rabu lalu (26/08/09) di masjid Ahmad bin Hambal, yang terletak di ibukota Qatar, Dr. Yusuf Al-Qaradhawi menyampaikan, "Seluruh imam masjid, para khatib Jumat, dan penceramah di setiap masjid agar menyampaikan permasalahan Al-Aqsha. Karena bahaya yang mengancam Al-Aqsha semakin hari kian parah, seperti penggalian bawah tanah Masjid Al-Aqsha hingga kini masih dilakukan oleh Zionis Yahudi."

Dr. Yusuf Al-Qaradhawi menambahkan, "Zionis telah begitu semena-mena terhadap umat Islam, hingga mereka melarang umat Islam shalat di Masjid Al-Aqsha." Lebih dari itu, beliau juga memperingatkan umat Islam akan adanya konspirasi menghancurkan Masjid Al-Aqsha.

Dr. Yusuf Al-Qaradhawi menjelaskan, "Penggalian Zionis terus mendekat ke arah masjid sedikit demi sedikit. Mereka ingin membagi Masjid Al-Aqsha menjadi sebagiannya milik Yahudi dan sebagian lagi milik umat Islam." Hal ini beliau sampaikan meminta umat Islam membela Al-Aqsha layaknya seorang laki-laki.

Syekh Al-Qaradhawi bergetar dengan kondisi umat Islam saat ini. Dulu umat Islam sangat marah dan langsung melakukan aksi ketika mimbar Shalahuddin yang ada di dalam Masjid Al-Aqsha dibakar Zionis 40 tahun silam (1969). Namun saat ini, di hadapan makar Zionis menghancurkan Masjid Al-Aqsha umat Islam tidak bergerak, seolah tidak terjadi apa-apa."

Dr. Yusuf Al-Qaradhawi juga mengingatkan umat Islam, dulu ketika mimbar yang ada di dalam Masjid Al-Aqsha dibakar oleh Zionis, umat Islam langsung mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi Islam untuk membahas tragedi pembakaran itu. Dengan penuh kesedihan Dr. Al-Qaradhawi mengatakan, "Saat ini Al-Aqsha masih saja terancam, sedangkan umat Islam hanya bisa membiarkannya. Di manakah umat yang mengagungkan Al-Aqsha sebagai kiblat pertama?!"

Pada hari Rabu lalu, Dr. Yusuf Al-Qaradhawi telah mengirim beberapa surat untuk Kementrian Wakaf dan para mufti di berbagai negara Islam terkait hari memperingati 40 tahun pembakaran Masjid Al-Aqsha. Beliau meminta agar hari Jumat diumumkan sebagai hari solidaritas masjid-masjid dunia untuk Masjid Al-Aqsha, melalui khutbah Jumat dan berbagai sarana lainnya.

Terkait kondisi Al-Aqsha saat ini Dr. Yusuf Al-Qaradhawi membeberkan, bahwa kini umat Islam dari berbagai belahan dunia, bahkan dari desa-desa Palestina yang mengelilingi Al-Aqsha masih saja dilarang oleh Zionis untuk memasuki Masjid Al-Aqsha. Sedangkan Zionis radikal dengan begitu bebas setiap harinya mengotori kesucian Al-Aqsha. Mereka masuk baik sendiri maupun secara berkelompok, mengadakan ritual keagamaan Yahudi di dalam Masjid Al-Aqsha, dan mempersembahkan tumbal-tumbalnya.
top